Minggu, 02 Oktober 2011

teknologi Mengenal Cara Kerja Teknologi Canggih Pesawat Siluman

Kemajuan zaman membuat teknologi dirgantara semakin pesat perkembangannya, pada saat ini ada tiga kubu kuat di dunia dengan teknologi pesawatnya yang sangat maju.

Yang pertama tentunya Amerika serikat, kedua adalah Eropa dan yang terakhir adalah Russia. Ketiganya berlomba membuat pesawat tempur dengan teknologi yang lebih maju dari yang lainnya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie01M4U2rZglsyBRu5KGnzVrPJl2ueoons0Kxi_BIzHmCxtlPVQDD-oOkiDvDVCkjuot8x2WliNPJ4kB3dTEQZCEZBOK1LnbV1wRnGoak0ZcJpluOpNJpCz5W78FfIzvLnu92p7oArwa8/s400/b-2+spirit.jpg

Untuk urusan stealth yang memimpin tetap Amerika serikat, sedangkan Russia tak bisa diangap enteng dengan kelebihan-kelebihan manuvernya.

Meskipun Amerika juga telah mengembangkan teknologi manuver yang tak kalah gesitnya dengan Russia seperti penerapan Thrust Vectoring, yang mana “knalpot” pesawat bisa berbelok-belok ke segala arah.tapi diantara semua teknologi tersebut yang akan dibahas disini adalah mengenai bagaimana pesawat mendapat julukan Stealth (indonesia: Siluman, bisa menghilang).


Pesawat siluman buatan Rusia




Ada beberapa pesawat mutakhir milik Amerika yang masuk kategori ini, yaitu pesawat F-117, F-22, JSF F-35, dan B-2.

Untuk urusan Stealth sendiri bisa di akali pihak pabrikan dengan membuat design pesawat yang minus lekukan yang fungsinya adalah memperkecil sudut-sudut tajam yang bisa ditangkap oleh radar dan muncul pada RCS (radar cross section).

Selain itu ada pula pesawat-pesawat yang sudah agak uzur seperti F/A-18 Hornet (walaupun tidak benar-benar uzur karena telah mengalami upgrade lebih dari 30 persen) yang melapisi beberapa bagian pada pesawat nya dengan lapisan anti radar seperti pada ujung-ujung sayap utama dan bagian ruder nya.



Cara Kerja Pesawat yang Menggunakan Sistem Stealth (siluman)



Pada gambar diatas Sebuah pesawat F-117 dapat menghindari radar karena pada desain pesawat tersebut memiliki minus lekukan sehingga radar yang datang dari musuh akan di pantulkan sehingga yang muncul pada monitor RCS musuh hanyalah dot-dot (titik-titik) yang sangat kecil yang bisa dianggap sebagai gerombolan burung dan bukanlah pesawat yang sedang menyelinap.


 
 Mirip cara kerja Burung Walet


 
Pesawat tanpa sistem stealth (siluman)


Gambar kedua ini adalah sebuah F-15 Eagle yang dalam desainnya banyak memiliki lekukan-lekukan tajam pada body nya sehingga dapat di tangkap oleh radar dengan baik dan muncul dalam monitor RCS sebagai dot-dot pesawat tempur yang menyusup.

Mungkin seperti itulah gambaran mudahnya mengapa sebuah pesawat bisa lolos dari monitor pengawas musuh, namun begitu, pesawat F-117 ternyata memiliki kelemahan juga, pada saat konflik Yugoslavia, pesawat ini tertangkap radar dan tertembak jatuh oleh misil SA-3 SAM buatan Russia.

Ternyata jatuhnya pesawat itu pada saat bom bay nya (pintu bom) dalam keadaan terbuka sehingga mungkin sudut-sudut tajam itulah yang tertangkap oleh radar kemudian di seranglah dengan misil darat ke udara tersebut (surface to air missile).

Kesimpulannya, akan perlu penyempurnaan pada setiap generasi pesawat tempur, dengan penyempurnaan tersebutlah pihak suatu negara memperkecil jumlah korban jiwa yang berjatuhan.



Pesawat Siluman Buatan Amerika










Untuk mencapai 'stealth' ada 3 metode yang saat ini dikenal :
  1. Rekayasa bentuk (shape) seperti bentuk pada F117.
  2. Rekayasa material (Radar Absorbant Material) seperti pada U2 (generasi awal).
  3. Rekayasa teknologi lainnya : plasma stealth, efek pertama kali muncul di satelit sputnik Rusia, namun untuk pesawat sepertinya masih dirahasiakan.

Namun, ultimate goal nya stealth yang ingin dicapai selain tak tampak di radar, juga kasat mata (seperti bunglon) dan saat ini juga sedang dalam penelitian.

Kalau tidak salah pernah muncul di acara TV National Geographic tentang hal ini, menggunakan teknologi laser dan rekayasa material untuk membelokkan cahaya yang seharusnya dipantulkan sehingga objek dibelakang benda menjadi tidak tampak (benda jadi transparan).

Seiring dengan waktu, teknologi radar pun berkembang untuk dapat mendeteksi pesawat stealth, antara lain radar 'radio', akustik, radar infra merah, radar thermal (panas), radar cuaca (setidaknya bisa mendeteksi tubulensi udara ketika pesawat melintas).

Leger Jalan

LEGER JALAN
Apa itu leger Jalan?
Istilah leger yang berasal dari legger (Belanda) maknanya sama dengan register. Jadi, untuk istilah leger jalan dapat dipertimbangkan pemakaian induk jalan sebagai padanannya.
leger (jalan) bermakna ‘catatan tentang perkembangan ruas jalan”, misalnya pada tahun 1950 jalan yang belum diaspal panjang 2 kilometer dan lebar 4 meter, sedangkan pada tahun 1980 jalan yang sudah diaspal panjang 3 kilometer dan lebar 6 meter.
(sumber:http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_1/Istilah#Adakah_padanan_untuk_istilah_final_engineering.2C_as_built_drawing_dan_leger_dalam_bahasa_Indonesia.3F)
Payung hukum kegiatan leger jalan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 78/PRT/M/2005 Tentang Leger Jalan dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 011/BM/2008 tentang Pedoman Leger Jalan.
Leger Jalan disajikan berupa kartu yang dibuat pada kertas yg berukuran A3, dengan mengunakan jenis kertas yang tidak mudah memuai atau menyusut oleh pengaruh cuaca ( Kertas khusus )
Kegiatan leger jalan diantaranya :
1.survei topografi,
2.pengumpulan data perkerasan jalan,
3.bangunan pengaman dan pelengkap jalan,
4.perlengkapan jalan, dan
5.utilitas publik sekitar badan jalan sampai pada daerah pengawasan jalan baik utilitas publik di  atas permukaan jalan maupun yang ada di bawah permukaan jalan, data luas rumija dan harga/nilainya (NJOP), nilai perwujudan jalan serta rincian lainnya
6.dokumentasi jalan
Survei topografi
Tujuan pengukuran topografi adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang di tetapkan untuk penyiapan peta topografi, peta ini akan digunakan untuk Pelaksanaan Inventarisasi Leger Jalan dan Jembatan.
Bagan alir kegiatan survey topografi

Survey topografi dimulai dengan memasang patok leger jalan atau bench marck, sebagai titik ikat dan referensi untuk pengukuran.

Pengumpulan data perkerasan jalan
Kegiatan ini inventarisasi kondisi jalan yaitu pendataan kondisi permukaan jalan dan tebal lapisan perkerasan jalan.
penyelidikan lapisan perkerasan jalan
H. Pencatatan bangunan Pengaman dan Pelengkap Jalan
Ukuran/dimensi dan posisi bangunan dan pelengkap didapat dengan cara pengukuran situasi jalan. Sedangkan untuk mengetahui jenis dan kondisinya ditentukan dengan cara visual.
Bangunan pelengkap dan pengaman yang diinventarisir dan dicatat adalah :
  • Gorong gorong
  • Bronjong
  • Guard Rail
  • Talud Patok Km
  • Patok Hm
  • Patok Leger (Bench March)
  • Rambu – rambu
  • Marka Jalan
  • Traffic light
  • Halte
Pengumpulan Bangunan Utilitas Publik
Data perlengkapan jalan dan utilitas publik didapat pada waktu melakukan pengukuran situasi jalan dan dapat diambil dari instansi terkait.
Perlengkapan Jalan yang diinventarisir dan dicatat adalah :
Utilitas publik yang diinventarisir dan dicatat adalah :
  • Jaringan dan Tiang Listrik
  • Jaringan dan Tiang Telpon
  • Jaringan Gas (jika ada)
  • Jaringan Air Minum (PAM)
  • Halte
Pengumpulan data nilai jual tanah disepanjang koridor jalan
Selain mencari data NJOP pada instansi terkait (KP-PBB), juga melakukan wawancara dengan penduduk setempat tentang harga (pasar) tanah pada umumnya disekitar lokasi.
Pengambilan Foto Dokumentasi
Pengambilan foto dokumentasi leger jalan dilakukan per 750 (tujuh ratus lima puluh) meter untuk luar kota dan per 375 (tiga ratus tujuh puluh lima) meter untuk dalam kota mulai dari titik awal sampai akhir ruas jalan (pada posisi kilometre awal dan kilometre akhir ruas jalan), pada posisi kilometre awal dan kilometre akhir segmen ruas jalan, disesuaikan dengan perpotongan segmen gambar dan diambil dari arah km kecil. Posisi pengambilan foto diusahakan pada sumbu jalan, agar situasi jalan terekam sampai daerah pengawasan jalan.
Pengambilan foto dokumentasi jembatan dari arah km kecil (arah depan jembatan) dan dari arah hulu / hilir jembatan (dipilih yang paling memungkinkan).

mengukur kedalaman laut

CARA MENGUKUR KEDALAMAN LAUT
Untuk mengetahui kedalaman laut digunakan dua metode yaitu:
a. BATU DUGA
Yaitu sistem pengukuran dasar laut menggunakan kabel yang dilengkapi bandul pemberat yang massanya berkisar 25-75 kg.
Gambar metode batu duga:

b. GEMA SUARA
Yaitu metode pengukuran dasar laut dengan menggunakan alat gema suara yaitu ECHO SOUNDER dan HIDROFON. Echo Sounder adalah alat pengirim suara,  sedangkan hidrofon adalah penerima gema suara.
Dasar perhitungan kedalaman laut dengan gema adalah cepat rambat bunyi dalam air yaitu 1500 m/detik.
Rumus yang digunakan untuk mengukur kedalaman laut:
X =   t X v
2
X = kedalaman laut (meter)
t = waktu yang dibutuhkan untuk menerima kembali gema suara setelah ditembakkan echo   sounder
v = cepat rambat suara dalam air
gambar gema suara:

contoh:
1.  Sebuah kapal mengukur kedalaman laut dengan metode gema suara. Setelah suara ditembakkan echo sounder, terdengar gema pada hidrofon dalam selang waktu 8 detik, maka kedalaman laut adalah:
X =  t X v8 X 1.500 = 6.000 meter
2                2
2. Kapal KRI Teluk Nibung mengukur kedalaman laut Jawa dengan gema suara (echo sounding) tercatat waktunya 6 detik dari saat memancarkan gema sampai menerima pantulannya, sedangkan kecepatan rambat suara melalui air laut rata-rata 1.500 m/detik. Apabila dihitung maka kedalaman lautnya adalah:
X =  t X v6 X 1.500 =  4.500 meter
2                 2
3. Kecepatan suara dalam air laut adalah 1.500 m/detik, dengan metode echo sounding selisih waktu pancaran dan pantulan gelombang suara yang dipancarkan oleh sebuah kapal adalah 10 detik, maka kedalaman laut yang diukur adalah:
X  =  t X v10 X 1.500 =  7.500
2                   2